Sambutan Imam Ma’arif: Apresiasi dan Dukungan bagi KSJT dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya Melalui Sastra

Posted by : cintapus December 18, 2024

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Sastra Jakarta Timur (KSJT), Imam Ma’arif, Ketua Komite Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas langkah nyata yang dilakukan oleh KSJT dalam memperkuat ketahanan budaya bangsa.

Imam Ma’arif, yang juga salah satu pembina KSJT bersama nama-nama tokoh sastra seperti Kurnia Effendi, Nuyang Jaimee, Giyanto Subagio, Mis Silwati, dan Endah Sulesi, menyampaikan bahwa upaya KSJT ini sejalan dengan misi DKJ yang terus memperbanyak kegiatan pelatihan, diskusi, dan workshop seni budaya.

Dalam sambutannya, Imam Ma’arif menekankan bahwa KSJT telah menunjukkan kepekaan luar biasa terhadap kondisi bangsa dengan mengangkat tema “Ketahanan Budaya” pada acara ini. Kehadiran narasumber berpengaruh seperti Riri Satria (Staff Khusus Menkopolkam RI) dan Nugroho Putu Warsito (Staf pada Ditjen Pajak Kemenkeu RI) memperkaya diskusi serta memberikan perspektif mendalam tentang pentingnya budaya sebagai fondasi bangsa.

Kedua narasumber ini walaupun tidak memiliki latar belakang pendidikan dan karir di bidang kesenian dan kebudayaan, nemun sangat menaruh perhatian yang besar kepada bidang ini.

Sayangnya, menurut Imam Ma’arif, acara ini hanya dihadiri oleh pejabat wilayah setempat, Ahmad Prabowo, yang seharusnya bisa diikuti oleh lebih banyak pemangku kepentingan lainnya.

Meski demikian, Imam Ma’arif memberikan apresiasi khusus terhadap sinergi yang telah dibangun KSJT bersama Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur. Ia berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti hanya pada acara ini saja, melainkan terus berkembang demi keberlanjutan sastra dan budaya di Indonesia.

Strategi Mempertahankan Budaya melalui Karya Sastra

Dalam sambutannya, Imam Ma’arif juga memaparkan sejumlah strategi konkret untuk mempertahankan budaya melalui karya sastra, antara lain:

1. Mengembangkan Karya Sastra Baru
Menciptakan karya sastra yang relevan dengan kondisi budaya saat ini, sehingga sastra tetap hidup dan mampu merespon dinamika zaman.

2. Membuat Agenda Rutin Diskusi atau Bincang Sastra
Melalui diskusi rutin, para sastrawan dapat bertukar pikiran, membedah karya, dan merumuskan langkah kolaboratif dalam memajukan sastra.

3. Mengadakan Festival Sastra
Festival sastra bukan hanya sebagai ajang berbagi wawasan tentang karya sastra, tetapi juga sarana efektif untuk mempromosikan buku-buku karya para penulis.

4. Menerbitkan Karya Sastra dalam Berbagai Format
Dengan menerbitkan karya sastra dalam bentuk cetak maupun digital, jangkauan pembaca bisa semakin luas dan mudah diakses oleh berbagai kalangan.

5. Mengembangkan Komunitas Sastra di Seluruh Wilayah
Imam Ma’arif menegaskan pentingnya membangun komunitas sastra di berbagai wilayah Jakarta, mulai dari Selatan, Utara, Barat, Kepulauan Seribu, hingga wilayah-wilayah lain. Dengan adanya komunitas sastra yang aktif, ketahanan budaya melalui sastra akan semakin kokoh.

Penegasan dan Harapan

Imam Ma’arif menutup sambutannya dengan menegaskan bahwa KSJT harus menjadi contoh nyata bagi komunitas sastra lainnya di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kegiatan semacam ini diharapkan mampu membentuk generasi muda yang peka terhadap budaya dan memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan sastra Indonesia.

Acara ini mencerminkan bagaimana kolaborasi antara komunitas sastra, pemerintah, dan tokoh budaya dapat memperkuat posisi budaya di tengah arus globalisasi. Harapan besar pun dititipkan agar KSJT terus bergerak, berkarya, dan menginspirasi dalam memperjuangkan ketahanan budaya bangsa melalui sastra. (Rissa Churria)

 

TENTANG PENULIS————————————————————————————————————

Rissa Churria adalah pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan, pemerhati masalah sosial budaya, pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), pengelola Rumah Baca Ceria (RBC) di Bekasi, anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI), saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, sudah menerbitkan 10 buku kumpulan puisi tunggal, 1 buku antologi kontempelasi, 1 buku Pedoman Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa, 1 buku Esai, serta lebih dari 100 antologi bersama dengan para penyair lainnya, baik Indonesia maupun mancanegara. Rissa Churria adalah anggota tim digital dan siber di bawah pimpinan Riri Satria, di mana tugasnya menganalisis aspek kebudayaan dan kemanusiaan dari dunia digital dan siber.

RELATED POSTS
FOLLOW US