Penulis Dinawati Batubara, anggota Bayangkari yang aktif di Polda Metro Jaya, meluncurkan buku perdananya berjudul Terang di Ujung Gelap. Ketika buku ini diluncurkan Selasa (3/12/2024) di Perpustakaan HB Jasin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, sebenarnya sudah dicetak ulang sebanyak 1.000 eksemplar.
“Alhamdulillah ketika saya release ini sudah cetakan kedua, mudah mudahan setelah release akan cetak ulang terus,” kata Dina.
Meski punya pengaruh di kalangan ibu-ibu Bayangkari tidak membuat Dina serta merta ‘mewajibkan’ anggota Bayangkari untuk membeli buku inspiratif ini.
“Nggaklah, saya pikir buku yang bagus dengan sendirinya orang mau membeli, tanpa harus dipaksa,” katanya.
Bergelut dengan dunia menulis sejak remaja, Dina memulai perjalanan menulisnya dengan mencatatkan pengalamannya menulis diary. Namun, setelah menikah dan menjadi ibu dua anak, ia sempat meninggalkan dunia tulis-menulis untuk fokus pada keluarga. Ketika anak-anaknya dewasa dan bergabung dengan instansi kepolisian, hasrat menulis Dinawati kembali terbangkitkan. Ia pun bergabung dengan komunitas penulis untuk mengembangkan bakatnya.
“Setelah anak-anak dewasa, keinginan untuk menulis membara lagi. Saya mulai menulis apa saja, termasuk kisah kehidupan keluarga yang saya tuangkan dalam buku Terang di Ujung Gelap,” ujar Dina.
Buku ini mencerminkan kejujuran Dina dalam menggambarkan perjalanan keluarganya, terutama tentang perjuangan anaknya yang bergabung dengan Polri. Dalam buku tersebut, Dina mengungkapkan tantangan dan kekurangan anaknya yang tidak selalu mudah diterima instansi suaminya.
Lantaran menulis apa adanya soal “kekurangan ‘ anaknya menembus instansi kepolisian Dina sempat dijauhi beberapa koleganya, bahkan mereka mengkritik keterbukaan Dina, karena menurut mereka, kekurangan tersebut sebaiknya disembunyikan.
“Menulis dengan jujur sangat penting. Bagi saya, mengungkapkan kekurangan yang pada akhirnya menjadi keberhasilan jauh lebih berarti daripada menyembunyikan kenyataan,” jelasnya.
Melalui buku ini, Dina berharap bisa memberikan inspirasi bagi ibu-ibu, terutama dalam mendidik anak agar menjadi pribadi yang tangguh dan sukses meraih impian mereka. Ia juga menekankan pentingnya kejujuran dalam menulis, meski itu berarti mengungkapkan kelemahan yang mungkin dianggap tabu.
Meski Dina adalah sosok yang dikenal di kalangan Bayangkari, ia memilih untuk meluncurkan bukunya di tempat netral seperti perpustakaan, bukan di kantor suaminya di Polda Metro Jaya, agar buku tersebut dinilai berdasarkan kualitas, bukan nama besar di baliknya. “Saya ingin orang membeli buku ini karena isinya, bukan karena saya atau suami saya,” tutupnya.
Buku Terang di Ujung Gelap kini telah dicetak ulang untuk kedua kalinya dan terus mendapat perhatian pembaca yang tertarik dengan kisah inspiratif dari pengalaman hidup Dinawati Batubara. (asrul)